Bojonegoro- Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Whenny Dyah P mengatakan jumlah penderita Deman Berdarah Deague (DBD) di Kabupaten Bojonegoro pada bulan Januari 2019 adalah 233 Kasus dan 1 Meninggal Dunia. Sementara pada hingga pertengahan Februari 2019 sudah terjadi 10 kasus DBD dan 1 meninggal dunia.
Untuk mencegah berkembangnya penyakit DBD maka Dinas Kesehatan meminta kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Tujuanya adalah agar nyamuk Aedes Aegepty tidak berkembang. Salah satunya adalah menghindarkan genangan air bersih selama satu minggu karena akan menjadi sarang nyamuk.
“Ini harus dilakukan bersama -sama” Kata Whenny Diah P.

Lebih lanjut Whenny Diah P mengatakan kasus DBD sudah berlangsung sejak Nopember 2018 dan mengalami peningkatan. Dan kasus DBD tidak terjadi hanya di Kabupaten Bojoengoro tetapi juga Nasional. Menurut Whenny Diah P dimungkinkan penyebabnya adalah cuaca dan iklim. Alasanya suhu udara saat ini sangat nyaman bagi perindukan nyamuk Aedes Aigepty.
Sementara itu Wakil Bupati Bojonegoro dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bojonegoro mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bojoengoro melalui Dinas Kesehatan telah melakukan tindakan pencegahan berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty. Dinas Kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) telah membagikan 900 Larvasida bubuk atau lebih dikenal dengan Abate dan 24.560 Botol Larvasida kepada masyarakat.
Terkait dengan fogging atau pengasapan, Mas Wawan-panggilan akrab Wabup- menegaskan bahwa fogging dilakukan bersarakan penyelidikan terhadap epidemilogi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan bukan berdasarkan usulan masyarakat. Dan harus sesuai dengan Standart Operating Procedure (SOP) yang berlaku dan harus dalam pengawasan petugas kesehatan.
“Fogging adalah pilihan terakhir, yang terpenting adalah pemberantasan sarang nyamuk” Kata Ketua DPC PDI P Bojoengoro ini.
Penulis : Rozikin
Editor : Syafik